Doa qunut
ada tiga macam. Pertama, doa Qunut Nazilah, isitu doa
yang dibacakan setelah ruku’ (i’tidal) pada rakaat terakhir solat. Hukumnya
sunnah hai’ah (kalau lupa tertingal tidak disunatkan bersujud sahwi). Qunut
Nazilah dilaksanakan kerana ada peristiwa (mushibah) yang menimpa, seperti
bencana alam, selsema burung dan lainnya.
(1)
Qunut Nazilah ini mencontohi Rasulullah SAW Yang memanjatkan doa Qunut Nazilah
selama satu bulan atas mushibah terbunuhnya qurra’ (para sahabat Nabi SAW yang
hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah. Juga diriwayatkan dari Abi Hurairah ra.
bahawa “Rasulullah SAW kalau hendak mendoakan untuk kebaikan seseorang atau doa
atas kejahatan seseorang, maka beliau doa qunut setelah ruku’ (HR. Bukhori dan
Ahmad).
(2)
Kedua, qunut solat witir. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah (hanafiyah)
qunut witir dilakukan dirakaat yang ketiga sebelum ruku’ pada setiap solat
sunnah. Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (hanabilah) qunut witir
dilakukan setelah ruku’. Menurut Pengikut Imam Syafi’i (syafi’iyyah) qunut
witir dilakukan pada akhir solat witir setelah ruku’ pada separuh kedua bulan
Ramadhan. Akan tetapi menurut pengikut Imam Malik qunut witir tidak disunnahkan.
(3)
Ketiga, doa qunut pada raka’at kedua solat Subuh. Menurut pengikut Imam
Abu Hanifah dan Imam Ahmad doa qunut solat Subuh hukumnya tidak disunnahkan
kerana hadis Nabi SAW bahwa ia pernah melakukan doa qunut pada saat solat Fajar
selama sebulan telah dihapus dengan ijma’ sebagaiman diriwayatkan oleh Ibnu
Mas’ud :
“Diriwayatkan
oleh Ibnu Mas’ud: Bahwa Nabi SAW telah melakukan doa qunut selama satu bulan
untuk mendoakan atas orang-orang Arab yang masih hidup, kemudian Nabi SAW
meninggalkannya.” (HR. Muslim)
Menurut pengikut Imam Malik (Malikiyyah) doa qunut solat Subuh
hukumnya sunnah. Begitu juga menurut Syafi’iyyah hukumnya sunnah ab’adl (kalau
lupa tertinggal disunatkan sujud sahwi) dilakukan pada raka’at yang kedua solat
Subuh. Sebab Rasulullah SAW ketika mengangkat kepala dari ruku’ (i’tidal) pada
rakaat kedua solat Subuh beliau membaca qunut. Dan demikian itu “Rasulullah SAW
lakukan sampai meninggal dunia (wafat)”. (HR. Ahmad dan Abd Raziq) Imam Nawawi
menerangkan dalam kitab Majmu’nya :
“Dalam
Madzhab kita (madzhab Syafi’i) disunnahkan membaca qunut dalam shalat Shubuh,
baik karena ada mushibah maupun tidak. Inilah pendapat mayoritas ulma’ salaf”.
(al-Majmu’, juz 1 : 504)
Kesimpulannya, ketika interpretasi sebahagian ulama bertentangan
dengan pendapat ulama lainnya dan makna teks tersurat (dzahirun nashs) hadis,
maka yang ditetapkan (taqrir) adalah hukum yang sesuai dengan pendapat ulama
yang berdasarkan teks tersurat hadis sahih. Jadi, hukum doa qunut pada solat
Subuh adalah sunnah ab’adl, yakni ibadah sunnah yang jika lupa tertinggal
mengerjakannya disunatkan melakukan sujud sahwi setelah duduk dan membaca
tahiyat akhir sebelum salam. Wallahu a’lam
terima kasih ya..blog bmanfaat :)
ReplyDeletesama-sama ya....rajin2lah bertandang ke sini..and be my follower :)
ReplyDelete